
Anak-Anak Halmahera
Demi engkau yang seharum dagasuli, layar kusibak
Bulan-bulan kembar, semak-semak teluk, o pariama
Putra ikan hiu tujuh lautan ini berani lari bini
Tiga sampan, dua belas kapak, dua puluh pisau: mahar kubayar
O himange, goguru naro naro
Mari belah pinang di bawah kibaran layar disaksikan para dilikini
Hujan baru usai dan bulan muda tersenyum
Warnanya menggoda sepasang remaja dari jiko arabane
Jamani dai, jamani dai, bercintalah sampai purnama musim ketiga
Biar lahir anak-anak dengan badan sebagus tude
Dengan mata seindah lako riha
Tahu mereka riwayat laut, riwayat moyang-moyang
Kunanti engkau di gerbang taman laut pulau marwah
Bersama lumba-lumba dan arumbai berhias bunga karang
Malam dan hujan musim utara merangkai dendam birahi
O himange, goguru naro naro, ho ma teke paliara
Pinang terbelah di bawah kibaran layar
Jadi tude, lako riha jadi anak-anak Halmahera
Ternate, 11 Februari 2011
* pariama = sepasang musim, lari bini = melarikan wanita untuk dikawini, o himange = hadiah sesudah dipinang yang diberikan gadis kepada kekasihnya, goguru naro naro= permainan asmara, dilikini = roh nenek moyang, jiko arabane = teluk bulan muda, jamani dai = wajah yang pergi ke laut, tude, lako riha = jenis-jenis ikan, arumbai = perahu tradisional, ho ma teke paliara = saling merawat.
Di Tubuhmu Rindu
Angin malam suaraku Daud
Lagukan padanya nyanyian rindu
Supaya merenung supaya melamun
Air mengalir Adam tubuhku
Diam menghadap Yusuf wajahku
Datanglah cepat dekaplah lekas
Harimau berahi datang melamun
Dialah aku ya latif, akulah dia ya latif
Ular berbisa datang menyimak
Dialah aku ya latif, dia dan aku ya latif
Alayka mahabbatan minnii walitushna’a
Hanya padaku: o… hanya padaku
Kasih sayang datang melimpah
Serupa Adam kepada Hawa
Serupa Yusuf kepada Zulaikha
Suaraku Daud di tubuhmu rindu
Ternate, 26 Juni 2011
Tentang Perempuan Laut Bernama Wulan
Di kedai ilalang kau bilang padaku:
Dilarang mencintai bunga-bunga
Kusuka itu. Karena sesungguhnya aku lelaki laut
Mencintai perempuan laut berbalut kebaya
Dirimu Wulan, ganggang dan cangkang karang bagi hidupku
Demi helai rumput laut di kepalamu yang rindu kubelai
Di benteng-benteng butuni
Kisah kita pernah terpapar layar
Dari tikaman liar mata pendatang
Juga bajak laut yang merebut segala: tapi tidak engkau
Di matamu biji pasir membutakan hasrat lelaki
Di tapal batas sejarah yang masih tersisa
Kata-kata mempertemukan kita dalam segala
Sebab alam sesungguhnya lebih mencintai perempuan daripada laki-laki
Begitu ceritamu tentang kematian La Bolontio
Bajak laut bermata satu yang mati dibunuh Murhum
Senja ini bila kau lihat matahari menyala, Wulan
Namamu juga menyala di hatiku
Maka izinkan kususui sauh selangkanganmu
Agar amarah pemberontakan ini tak menjelma air mata
Ternate, 04 Mei 2011
Mohabet ‘L-Qulub
Pulanglah pulang perempuanku ke kampung halaman
Kampung dimana ombak dan kata-kata biasa membelaimu
Akan kubelikan kau o bobili enam pasang dari emas
Dan sarung lewi monga dari Koromandel, sutera sari dari Gujarat
Agar kau secantik bunga dagasuli, o terate rorasai
Mari duduk di sini manis, dekatku bersandar bahu
Kita minum o daluku yang merangsang
Biar bulan cemburu dan sinarnya jari merah jambu
Pulanglah pulang perempuanku ke kampung halaman
Akan kusambut engkau dengan salam afalulu
Dengan doa akmaan yang terbit dari mohabet ‘l-qulub
Bersama perahu dan tarian-tarian laut
Serupa riwayat Canga menombak sembilan arah angin
Juga moyang-moyangku yang mahir bermain pedang dan tombak
Mari duduk di sini manis, dekatku bersandar bahu
Akan kubelikan kau o bobili enam pasang dari emas
Dan sarung lewi monga dari Koromandel, sutera sari dari Gujarat
Agar kau tahu lelaki laut tulus dalam bercinta
Ternate, 10 Februari 2011
* o bobili = perhiasan emas, terate rorasai = teratai yang indah, o daluku = minuman keras tradisional, afalulu = salam khas suku tradisional, akman = doa selamat, mohabet‘l-qulub = cinta dari kalbu, canga = bajak laut.
Jojaru Halmahera
Demi riwayat yang lama tersimpan di belukar hutan bakau
Jojaru hal ma hera memendam asmara memerah delima
Mata setajam hiu menikam jantung lelaki tak bisa lari
Menyimpan cinta seperti lumba-lumba
Tahu ia hakikat menjadi bini menjadi istri
Kelak bersumpah setia menjadi ibu bagi segala
Demi riwayat para canga dan armada kapitan gorangu
Jojaru hal ma hera menjaga kelahiran anak-anak kie raha
Kasih serimbun bakau air susu menganak sungai
Di tubuhnya mengalir doa lembut ombak membelai
Ari-ari dalam kelapa gading dirawatnya bersama pelita
Empat puluh hari lamanya tiada sela ia berdoa
Kelak bersumpah setia menjadi ibu bagi segala
Demi riwayat Gamalama dan kelam Danau Tolire
Jujaru hal ma hera bertahta di singgasana
Rambut seikal mayang mengikat hati lelaki tanpa doti-doti
Menari setiap purnama dalam irama tifa se saragi
Tahu ia menyimpan dusta lelaki mengobat sakit hati
Kelak bersumpah setia menjadi ibu bagi segala
Dari rahimnya kata-kata beranak pinak menjadi pusaka
Ternate, 10 November 2010
* jojaru = gadis/putri, canga = bajak laut, gurango = ikan hiu, kie raha= empat gunung (Maluku empat gunung), doti-doti = magis, tifa se saragi = tifa dan gong.
Comments with Facebook